Gugusan Pikiran yang Keliru
Selama ini, terjadi kekeliruan pemahaman tentang arti kepemimpinan. Banyak orang mengartikannya sebagai kadudukan atau posisi yang tinggi saja. Sehingga, posisi pamimpin diincar demi mendapatkan kedudukan tinggi dalam sebuah  kelompok.
            Dengan ggusan pikiran itu, sebagian orang akan menghalalkan segala cara untuk menjadi pemimpin. Mulai dengan membeli, menjilat atasan, menyikut lawan, dan cara lainnya.
            Apabila seseorang menjadi pemimpin lewat cara yang tidak benar, maka ia akan menggunakan kekuasaannya untuk mengarahkan, memperalat, bahkan menguasai orang lain agar selalu mengikutinya. Umumnya, jenis pemimpin seperti ini akan memaksakan kekuasaannya dengan tekanan-tekanan agar diikuti. Akibatnya, akan lahir pemimpin yang tidak dicintai, tidak disegani, tidak ditaati, bahkan dibenci oleh yang dipimpinnya.
             Bagaimana pun, alam diciptakan dengan hukum keseimbangan. Segala sesuatu diciptakan berpasang-pasangan sesuai dengan neraca keadilan. Ingat mekanisme pegas ?
Apabila pegas ditekan, maka ia akan mengeluarkan daya dorongsebesar kekuatan yang diberikan untuk mencapai titik keseimbangannya kembali. Begitu pula jiwa mannusia.
            Apabila ditekan, maka jiwa manusia akan mengeluarkan energy atau daya dorong untuk mencapai titik keseimbangannya kembali. Energy itulah yang akn timbul dalam bentuk perjuangan kemerdekaan, perlawanan, atau revolusi terhadap pemimpin yang zalim.
Tentu kita masih ingat sejarah Hitler, Mussolini, dan Kaisar Hirohito, yang telah mencoba menekan dan menjajah dunia dengan kepemimpinannya. Namun, mereka hancur akibat daya perlawanan yang dahsyat dari bangsa-bangsa yang mereka tekan. Dorongan perlawanan yang hebat tersebut menghantam kembali ke arah diri mereka. Itulah ketetapan Tuhan akan keseimbangan alam semesta. Hokum fisika maupun hokum sosial diciptakan dengan prinsip yang sama, yaitu hokum aksi min reaksi.
Gaya kepemimpinan yang melanggar garis yang dibuat oleh Allah tersebut hanya menumbuhsuburkan anarkisme dan keganasan hewaniah, sebagaimana yang disebutkan oleh Thomas Hobbes “manusia menjadi pemangsa manusia lainnya”. Itulah yang terjadi ketika yang memimpin hanya memakai otak, tanpa hati nurani.
Banyak orang berharap diri mereka menjadi pemimpin. Namun, mereka seringkali tak menyadari bahwa sebenarnya mereka adalah pemimpin bagi diri mereka sendiri. Saat seorang anak menjadi ketua kelas, maka ia adalah pemimpin. Guru SD adalah pemimpin bagi murid-muridnya. Seorang ibu pun pemimpin anak-anaknya. Hampir setiap orang menjadi pemimpin di lingkungan masing-masing, terlepas dari besar kecilnya jumlah orang dalam kelompok tersebut. Meksi hanya satu orang saja pengikutnya, maka ia masih bisa dikatakan sebagai pemimpin. Bahkan, setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri.
Tidak adanya kesadaran bahwa setiap orang adalah pemimpin, seringkali mengakibatkan orang tidak mau mengembangkan ilmu kepemimpinannya. Jargon-jargon seperti : “saya ini rakyat kecil,” sesungguhnya sangat menyusutkan jiwa manusia yang mulia. Betapa tidak, seorang tukang becak pun adalah pemimpin bagi keluarganya di rumah. Apalagi, bila ia mampu menghidupkan kebesaran jiwa di hati anak-anaknya.
Tidak ada istilah “orang kecil”, karena di mata Allah setiap manusia sama, karena semua manusia adalah Khalifah-Nya di muka bumi.
Dalam hidup kita, harus memiliki beberapa anak tangga yang dapat pijaki untuk menjadi pemimpin yang baik. Tangga kepemimpinan tersebut dibagi 5 tingkatan, sebagai berikut:
Pemimpin Tingkat 1 : Pemimpin yang Dicintai
Pemimpin Tingkat 2 : Pemimpin yang Dipercayai
Pemimpin Tingkat 3 : Pembimbing
Pemimpin Tingkat 4 : Pemimpin yang Berkepribadian
Pemimpin Tingkat 5 : Pemimpin yang Abadi

Urutan tangga tersebut mampu menghasilkan seseorang yang tidak hanya dicintai, dipercayai, atau diikuti, namun juga membimbing sesuai dengan suara hati. Ia akan memiliki pengaruh besar yang sangat kuat dalam jangka panjang.
Munngkin sekian dari saya. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis. Artikel ini merupakan lanjutan dari postingan yang lalu.
ESQ by Ary Ginanjar Agustian

1 komentar:

cainejacqui mengatakan...

How To Gamble Like an Adults - JCM Hub
We'll help 광양 출장안마 you have a better gambling experience than playing at 경기도 출장샵 a casino. 구리 출장마사지 There are several options 논산 출장안마 including a variety 구리 출장마사지 of games to entertain you

Posting Komentar

Copyright © 2012 blog.... / Template by : Urangkurai