Banyak orang hanya berpikir dengan apa yang dipikirkan tetapi mereka tidak mengerti arti sebenarnya dari berpikir. Apakah cara mereka berpikir sudah benar atau salah ? Apakah yang dipikirkan itu benar atau salah ? Dan bagaimana cara mereka menanggapi dan menangkap suatu pemikiran sudah benar atau salah ?
A.  PENGERTIAN BERPIKIR
Menurut saya, berpikir ialah proses mengenal sesuatu. Hasil dari proses pengenalan itu disebut pengetahuan, suatu paham, atau tanggapan, atau pengertian subjek pemikir terhadap objek yang dipikirkannya. Jadi, pengetahuan adalah alat untuk berfikir.
Berpikir adalah kegiatan mengelolah pengetahuan yang telah diterima melalui panca indra, dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran. Berpikir dapat pula dipandang sebagai suatu bentuk kegiatan akal yang khas dan terarah. Dengan demikian, berpikir memiliki sasaran, kegiatan berpikir, atau akal budi manusia.
Kegiatan lain, melamun tidaklah sama dengan berpikir, demikian pula merasakan, dan pekerjaan panca indra lainnya seperti melihat, mendengar dan sebagainya. Kegiatan mengingnat dan mengkhayal, meskipun ini ini semua penting sekali untuk dapat berpikir dan menghasilkan buah pikiran ysng berarti, tidaklah termasuk kegiatan berpikir. Karena itu, berpikir dapat juga berarti kegiatan nyata yang menggerakkan pikiran.
Dengan kata-kata yang lebih sederhana Plato dan Aristoteles menyatakan bahwa berpikir adalah berbicara dengan diri sendiri dalam batin. Berpikir adalah kegiatan akal dalam bentuk mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis, membuktikan, menunjukkan, menarik kesimpulan, meneliti suatu jalan pikiran, mencari berbagai hal yang berhubungan satu sama lain, mengapa atau untuk apa sesuatu terjadi, membahasakan suara realitas, dan sebagainya.
Ketika aku memikirkan tentang pikiran, atau lebih tepatnya memikirkan diriku sendiri sesuatu yang berpikir, maka aku dengan jernih melihat bahwa aku adalah sesuatu yang benar-benar satu dan utuh.
B.  BAGAIMANA CARA BERPIKIR
Manusia berpikir untuk mencapai pengetahuan yang benar dan sedapat mungkin pasti. Namun kenyataannya, hasil pemikiran atau kesimpulan maupun alasan-alasan yang diajukan belum tentu benar. Benar artinya sesuai dengan kenyataan. Jadi, apabila yang berpikir itu benar-benar demikian, cocok dengan realitas, maka pemikiran tersebut dikatakan benar. Sebaliknya, salah berarti tidak sesuai kenyataan. Jadi, sesuatu yang dipikirkan atau dikatakan tidak cocok dengan realitas sebenarnya dikatakan salah.
Dengan demikian, ukuran untuk menentukan apakah suatu pemikiran atau ucapan benar atau salah, bukanlah rasa senang atau tidak senang, enak didengar atau tidak enak didengar, melainkan cocok atau tidaknya dengan fakta dan realitas. Suatu hal atau peristiwa yang dibahas semestinya atau tidak. Misalnya, seorang anak jatuh, dalam keadaan pingsan ia diangkat naik ke rumahnya. Tetangga melihatnya dan berkata : “ ia tidak bernapas lagi ”. Ibunya mulai menangis dan berkata : “ anakku mati!! ”. Dirumuskan secara singkat : Dia tidak bernapas lagi, berarti ia mati. Uraiannya dapat dikemukakan sebagai berikut :
Pokok pernyataan/kesimpulan      : Dia mati
Alasan/premis                               : Dia tidak bernapas lagi
Hubungan                                      : Karena ia tidak bernapas lagi, maka ia dikatakan mati
Titik pangkal                                  : Barang siapa yang sudah tidak bernapas lagi, dia sudah mati. ( bernapas = tanda hidup; maka tidak bernapas = tanda tidak hidup = sudah mati )

Saya bukan seorang yang pintar dalam segala hal, saya hanya sekedar menuangkan anggapan saya dalam postingan ini. Mungkin hanya sedikit yang bisa saya sampaikan. J


0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2012 blog.... / Template by : Urangkurai